RSS
Hello! welcome to my simple blog, enjoy and calm your heart by reading my blog.

Sadarlah!



Tit……..680x!hp-nya berbunyi sebagai pertanda adanya pesan yang masuk . pesan itu berbunyi “diharap berkumpul seluruh ustadz/ustadzah di pondok putra setelah ashar tepat”. Ketika itu dia sedang berada di luar pondok yang membuat dia harus segera pulang untuk mengikuti perkumpulan itu karena pada saat itu si waktu sudah menunjukkan waktu menjelang ashar.
Saat itu baru saja selesai sholat ashar ketika ia sampai di pondok tempat dia mengajar. Dia segera kumpul setelah sebelumnya dia sholat munfaridan di asramanya. Sebenarnya dia, bahkan seluruh ustadz yang berkumpul sudah tahu ke mana arah pembicaraan pada rapat kali ini, semua orang tahu bahwa rapat itu untuk membahas beberapa anak yang bermasalah. Saat itu rapat berjalan alot dan banyak terjadi perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya. Tetapi semua sadar apa yang mereka lakukan tidak lain hanya demi kebaikan para santrinya, kebaikan para gurunya, dan tentunya demi kebaikan pondok.
Sebenarnya ada hal lain yang ketika itu dirasakan oleh ustadz EL. Betapa ia merasa terpukul dengan adanya kejadian ini. Selama ini dia selalu merasa bahwa apa yang dia lakukan sudah maksimal yang mampu dia lakukan, selama ini dia merasa sok tahu akan permasalahan-permasalahan santrinya, selama ini dia sudah merasa dekat dengan para santrinya. Haha, akhirnya kejadian ini telah memberikannya pelajaran baru, kejadian ini menjadi tamparan tersendiri baginya, terlebih lagi ketika Direktur berkata”kejadian ini bukan semata-mata kesalahan anak”. PLAK, tamparan itu terasa menghampirinya secara bertubi-tubi. Dia sadar betul bahwa ternyata selama ini dia belum mampu merangkul semua anak didiknya, dia faham bahwa yang dilakukannya selama ini belum ada apa-apanya. Dia tidak perlu mendengar kata yang menyalahkannya untuk mengingatkannya bahwa perkiraannya selama ini adalah salah. Kejadian ini dia rasa sudah cukup untuk menjadi bahan introspeksi baginya. Untuk menebus sedikit kesalahannya selama ini, dalam rapat itu dia mengajukan sebuah model hukuman untuk menjadi bahan perbaikan diri, baik bagi anak didiknya sendiri dan khususnya untuk dirinya sendiri, hukuman itu berupa menjadikan para pelanggar sebagai pioner terdepan dalam hal ibadah.
Hari itu tepat dua hari sebelum masa liburan santri dimulai (tgl 17-01-2010). Ada rasa lega dalam diri ustadz EL atas kebijakan yang telah dirumuskan bagi mereka yang melanggar disiplin.kelegaan itu dia rasakan karena kebijakan yang telah dirumuskan ia yakini bisa menjadi sarana untuk membuat dia, anak didiknya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
 Hari bergani hari, hingga tahun pun tak mau ketinggalan untuk berganti. Anak-anak tiba di pondok dengan wajah-wajah baru yang memancarkan rasa rindu untuk menjalankan disiplin yang ada di pondok, baik suka maupun duka. Dari wajah mereka tampak betapa mereka merindukan antrian makan, antrian mandi dan antrian-antrian lainnya. Adapun ustadz EL dan lainnya, mereka mulai merumuskan disiplin baru untuk dijadikan panduan para santrinya dalam bertindak. Disiplin itu dibuat mulai dari hal-hal yang paling kecil, sampai hal-hal yang besar, bahkan mungkin tidak masuk akal, mungkin!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Sastra Bebas. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy