kehidupan manusia di dunia ini selalu ditemani oleh dua bodyguard si hitam dan si putih, kedua-duanya selalu berusaha mengambil hati sang majikannya agar majikannya percaya dan mengikuti kata-katanya. kedua-duanya balap-balapan untuk menaklukkan hati majikannya, tapi ada perbedaan yang sangat jauh dari keduanya, yaitu: si hitam selalu melakukan segala cara untuk mendapatkan hati majikannya, dari cara yg jahat sampai cara yang sangat jahat dan paling jahat, terkadang iya mengaku bahwa iyalah si putih dan menuduh si putih adalah si hitam, sehingga tidak jarang sang majikan tertipu oleh ulah si hitam. sebenarnya ada satu cara agar kita tidak tertipu dalam membedakan si hitam dan si putih, yaitu, si hitam hanya menawarkan kepada kita enaknya saja tanpa ada baiknya, sedangkan si putih selalu menawarkan kita kebaikan yg biasanya pahit, tapi tidak jarang kebaikan itu diiringi oleh sebuah kenikmatan.
HARI KEMENANGAN
Posted in
Label:
hikmah
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laa ilaaha illa Allahu wa Allahu Akbar,
Allahu Akbar wa lillah Alhamd.
Laa ilaaha illa Allahu wa Allahu Akbar,
Allahu Akbar wa lillah Alhamd.
Teringat pada sebuah kisah tentang seorang non muslim yang tinggal di pemukiman muslim, setiap datang hari raya idul fitri iya selalu antusias duduk di pekarangan rumahnya untuk melihat orang2 desa melakukan takbir keliling. Iya penasaran apa yang bisa membuat orang2 ini begitu kompak dan bersemangat berkeliling bersama dan bersuara kompak dan menggebu2 dengan kalimat2 di atas. sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengenal Islam lebih jauh, iya masuk ke sebuah lembaga pendidikan Islam dan mulai mempelajari apa itu Islam, karena di satu sisi iya sering mendengar bahwa Islam adalah agama yang sangat keras dan tidak sosialis, di satu sisi, iya melihat sendiri betapa indahnya kehidupan islami yang dipraktekkan oleh orang2 di desanya.
to be continue..........................
HABISLAH SUDAH
Posted in
Label:
sastra
10 Mar 2011
Q mencoba berbagai cara
Cara untuk mendekati mereka
Mulai dari menebar tawa
Sampai ada yang meneteskan air mata
Q merasa tak perlu mengeluarkan banyak tenaga
Cukup bagiQ menggunakan kata-kata
Tapi ternyata semua itu salah
Dan akhirnya HABISLAH SUDAH
Cara untuk mendekati mereka
Mulai dari menebar tawa
Sampai ada yang meneteskan air mata
Q merasa tak perlu mengeluarkan banyak tenaga
Cukup bagiQ menggunakan kata-kata
Tapi ternyata semua itu salah
Dan akhirnya HABISLAH SUDAH
Kunci Bahagia
Posted in
Label:
hikmah
25 Jan 2011
Selalu
ada dua kutub yang berlawanan di
dunia ini, yaitu kutub utara dan kutub selatan, dengan kata lain selalu ada dua
hal yang berlawanan. Maka ketika ada kebaikan akan ada juga kejahatan, ada
cinta akan ada juga benci, ada bahagia maka akan ada juga sengsara dan masih
banyak lagi keberlawanan yang lain.
Biasanya seseorang bisa merasakan bahagia ketika dirinya
dipenuhi dengan rasa cinta, baik itu cinta kepada Allah maupun cinta terhadap
sesama dan lainnya selama cinta itu tidak melebihi kecintaan kita terhadap
Allah. Adapun cara untuk merasakan cinta adalah dengan menghilangkan rasa benci
dari hati kita. Benci biasanya menjadi kunci seseorang apakah dia akan hidup
bahagia atau tidak. So jangan pernah kamu merasa benci terhadap seseorang agar
kamu tidak merasa dibenci oleh orang lain. Sama seperti sabda rasul yang
berbunyi “hormatilah orang lain maka kamu akan dihormati”, dengan mengambil
analogi terbalik kita bisa mengatakan, “janganlah kamu membenci orang lain maka
kamu tidak akan dibenci”.
Terlepas dari itu semua, ada satu hal penting yang harus
kita ingat selalu dalam kehidupan kita kapanpun dan di manapun juga, yaitu “makna
IKHLAS”. Kata inilah yang nantinya yang benar-benar menjadi kunci kebahagiaan,
kata yang pengucapannya sangat mudah sekali tapi mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari amatlah sulit bin so’bun bin difficult bin capeks dech.kata yang
bisa membimbing kita untuk mencapai kebahagiaan dunia yang fana ini dan
kebahagiaan akhirat yang kekal pastinya.
SMILE
Posted in
Label:
hikmah
24 Jan 2011
SENYUM DUNK!
Heran, saat itu
dia merasa heran dengan dirinya sendiri, dia heran akan ketenangan dirinya
dalam menghadapi berbagai hal. Berawal dari tragedy jum’at siang yang telah
membuatnya kehilangan sebuah wireless dan nominal uang. Dia tidak
sadar betapa kata ikhlas yang biasa dia sugestikan kepada dirinya benar-benar
bekerja pada dirinya. Dalam hatinya dia hanya berkata”saya akan berusaha
menemukan kembali uang itu, tapi seandainya saya tidak menemukannya, berarti
semua itu sudah menjadi kehendak Allah”. Dia hanya yakin bahwa dibalik semua
kejadian yang menimpanya ada rencana dari yang Maha Kuasa yang lebih baik yang
telah disiapkan untuk dirinya.
Ada beberapa usaha yang telah dilakukannya
untuk menemukan kembali uangnya, dari mencoba melihat kemungkinan peluang yang
dimiliki pembobol, sampai mencari di beberapa titik rawan pencuri(hehe). Dia mencoba menganalisa ala Detektif Conan, atau melihat code-code
ala film dan novel rilisan dan brown, dan berbagai film action yang pernah dia
tonton. Dan tak ketinggalan dia mencoba untuk menghayati kejadian ini ala film
india(lebay dech). Tapi sayang semua yang coba dia lakukan belum bisa
membuahkan hasil. Dalam candanya dia berkata”ternyata membuat film yang penuh
dengan teka-teki itu tidak semudah ketika kita melihat filmnya”.
Senyum dunk! Itulah bisikan yang selalu dia dengar dari lubuk
hatinya yang paling dalam, senyum dunk! Kan itu Cuma masalah kecil, masa
baru diberi sedikit cobaan saja kamu tidak mampu menghadapinya, senyum dunk!
Musibah itu kan sebagai penghapus dosa, jadi paling tidak dosamu sudah
berkurang, senyum dunk! Siapa tau kejadian ini malah menjadi batu
loncatan bagi kamu untuk menggapai kesuksesan.
SENYUM YACH!!!
Sadarlah!
Posted in
Label:
kisahku
23 Jan 2011
Tit……..680x!hp-nya berbunyi sebagai pertanda adanya pesan yang
masuk . pesan itu
berbunyi “diharap berkumpul seluruh ustadz/ustadzah di pondok putra setelah
ashar tepat”. Ketika itu dia sedang berada di luar pondok yang membuat dia
harus segera pulang untuk mengikuti perkumpulan itu karena pada saat itu si
waktu sudah menunjukkan waktu menjelang ashar.
Saat itu baru saja selesai sholat ashar ketika
ia sampai di pondok tempat dia mengajar. Dia segera kumpul setelah sebelumnya
dia sholat munfaridan di asramanya. Sebenarnya dia, bahkan seluruh ustadz yang
berkumpul sudah tahu ke mana arah pembicaraan pada rapat kali ini, semua orang
tahu bahwa rapat itu untuk membahas beberapa anak yang bermasalah. Saat itu
rapat berjalan alot dan banyak terjadi perbedaan pendapat antara satu dengan
yang lainnya. Tetapi semua sadar apa yang mereka lakukan tidak lain hanya demi
kebaikan para santrinya, kebaikan para gurunya, dan tentunya demi kebaikan
pondok.
Sebenarnya ada hal lain yang ketika itu
dirasakan oleh ustadz EL. Betapa ia merasa terpukul dengan adanya kejadian ini.
Selama ini dia selalu merasa bahwa apa yang dia lakukan sudah maksimal yang
mampu dia lakukan, selama ini dia merasa sok tahu akan
permasalahan-permasalahan santrinya, selama ini dia sudah merasa dekat dengan
para santrinya. Haha, akhirnya kejadian ini telah memberikannya pelajaran baru,
kejadian ini menjadi tamparan tersendiri baginya, terlebih lagi ketika Direktur
berkata”kejadian ini bukan semata-mata kesalahan anak”. PLAK, tamparan
itu terasa menghampirinya secara bertubi-tubi. Dia sadar betul bahwa ternyata
selama ini dia belum mampu merangkul semua anak didiknya, dia faham bahwa yang
dilakukannya selama ini belum ada apa-apanya. Dia tidak perlu mendengar kata
yang menyalahkannya untuk mengingatkannya bahwa perkiraannya selama ini adalah
salah. Kejadian ini dia rasa sudah cukup untuk menjadi bahan introspeksi
baginya. Untuk menebus sedikit kesalahannya selama ini, dalam rapat itu dia
mengajukan sebuah model hukuman untuk menjadi bahan perbaikan diri, baik bagi
anak didiknya sendiri dan khususnya untuk dirinya sendiri, hukuman itu berupa
menjadikan para pelanggar sebagai pioner terdepan dalam hal ibadah.
Hari itu tepat dua hari sebelum masa liburan
santri dimulai (tgl 17-01-2010). Ada rasa lega dalam diri ustadz EL atas
kebijakan yang telah dirumuskan bagi mereka yang melanggar disiplin.kelegaan
itu dia rasakan karena kebijakan yang telah dirumuskan ia yakini bisa menjadi
sarana untuk membuat dia, anak didiknya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Hari bergani
hari, hingga tahun pun tak mau ketinggalan untuk berganti. Anak-anak tiba di
pondok dengan wajah-wajah baru yang memancarkan rasa rindu untuk menjalankan
disiplin yang ada di pondok, baik suka maupun duka. Dari wajah mereka tampak
betapa mereka merindukan antrian makan, antrian mandi dan antrian-antrian
lainnya. Adapun ustadz EL dan lainnya, mereka mulai merumuskan disiplin baru
untuk dijadikan panduan para santrinya dalam bertindak. Disiplin itu dibuat
mulai dari hal-hal yang paling kecil, sampai hal-hal yang besar, bahkan mungkin
tidak masuk akal, mungkin!
sisi lain 1
Posted in
Label:
kisahku
11 Jan 2011
Diam semuanya! suara lantang itu terdengar lagi ketika sholat maghrib akan dimulai. lagi-lagi kemarahannya meluap bak air sungai yang sudah tak kuasa menampung air bah, kemarahan yang diluapkan karena rasa sayangnya kepada anak-anak didiknya, kemarahan yang didasari rasa takut kalau-kalau anak didiknya lupa dari mengingat Allah karena tipu daya syaitan yang begitu dahsyatnya. seketika itu juga suasana menjadi hening, mungkin mereka takut kalau-kalau si ustadz akan menghukum mereka, atau bisa jadi mereka sadar bahwa mereka memang harus tenang karena mereka akan menghadap kepada sang pencipta.
raka'at demi raka'at mereka kerjakan dengan mengikuti Imam sholat, sampai akhirnya mereka selesai mengerjakan sholat maghrib. tepat seperti yang sudah mereka perkirakan, si ustadz berdiri di hadapan mereka dan mulai berbicara, sebagian dari mereka berbisik-bisik seolah-olah saling menyalahkan atas apa yang telah mereka perbuat, tapi sebagian dari mereka duduk biasa-biasa saja karena bagi mereka hal ini sudah biasa terjadi. si ustadz menarik nafas panjang sebelum akhirnya ia mengucapkan salam. si ustadz mencoba untuk berbicara tenang tanpa ada nada marah, keadaan semakin terasa sunyi karena di samping suaranya yang dibuat setenang mungkin dan ditambah keheningan para santri yang terjadi karena ketakutan mereka akan kemarahan si ustadz. si ustadz mulai bicara dengan bertasbih dan bersholawat atas nabi, dia berusaha mengambil langkah bijak agar ketakutan santrinya berubah menjadi kesadaran bahwa mereka salah sehingga mereka harus berubah.
dia mulai mengingatkan para santrinya bahwa yang berhak untuk ditakuti adalah Allah, ia mencoba membawa santrinya untuk merenungi betapa dahsyatnya murka Allah terhadap orang yang durhaka terhadapnya, ia berkata "tidakkah kalian membayangkan betapa mengerikannya murka Allah ketika Allah marah. mudah saja untuk membayangkannya, apakah kalian takut akan kemarahanku tadi???", belum sempat santrinya menjawab dia langsung melanjutkan " kemarahan hamba Allah saja kalian sudah ketakutan minta ampun, bayagkan bagaimanakah bentuk dari murka Allah yang telah menciptakan kita?", para santri mulai melihat satu sama lain. belum sempat mereka kebingungan, si ustadz mulai lagi bicaranya "begitu pula seharusnya kita terhadap nikmat yang telah Allah berikan, bayangkan saja ketika kalian telah diberi hadiah oleh seseorang, maka kalian akan berterima kasih padanya. tapi kenapa terkadang kalian lupa untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan, padahal nikmatnya begitu besar dan jauh lebih baik". para santri lagi-lagi menoleh satu sama lain, di wajah mereka mulai nampak merasa menyesal atas apa yang mereka perbuat, mereka mulai sadar bahwa perbuatan mereka adalah salah karena yang telah mereka remehkan adalah sang Kholiq bukan makhluq.
mungkin ada satu perkataan si ustadz yang akan diingat oleh para santrinya, yaitu "bersyukurlah kalian ketika masih ada ustadz yang mau mengingatkan kalian, karena itu pertanda bahwa dia masih menyayangi kalian". kejadian itu sering dialami oleh si ustadz, dia tidak mengeluh akan hal itu, karena dia yakin bahwa kenakalan santrinya adalah kenakalan anak-anak yang masih bisa dirubah asal mereka selalu dibimbing. ustadz itu bertekad bahwa dia tidak akan melepas tangan anaknya meski anak didiknya sudah menyakiti hatinya, meski anak didiknya telah merusak kepercayaan yang telah dia pupuk terhadap mereka, hanya satu kalimat yang ada di benak si ustadz, "khoirukum man ta'allama al-qur'an wa 'allamahu" dengan semangat ini dia yakin bahwa mengajar adalah pekerjaan yang paling mulia, dan dia juga yakin bahwa yang dia lakukan sesuai dengan tujuan dari risalah nabi yaitu: untuk menyempurnakan akhlak.
dalam do'anya dia selalu berdo'a "ya Allah, jadikanlah diri kami pribadi yang baik-baik, jadikanlah santri kami santri yang baik-baik, jadikanlah wali santri kami wali santri yang baik-baik, jadikanlah guru kami guru-guru yang baik-baik". doa ini pernah dia dapatkan dari gurunya dulu. sekarang dia berharap agar santrinya pun berdo'a seperti ini, karena dia yakin, do'a ssepuluh anak lebih baik dari do'anya sendiri, dan do'a banyak anak lebih baik dari do'a beberapa anak.
Langganan:
Postingan (Atom)